SEHAT ITU PENTING

Selasa, 30 April 2013

ASMA BRONKIAL




Merupakan gangguan inflamasi kronik jalan napas yang melibatkan berbagai sel-sel inflamasi. Dasar penyakit ini adalah hiperaktivitas bronkus, obstruksi jalan napas, dan gejala pernapasan (mengi dan sesak). Obstruksi jalan napas umumnya bersifat refersibel.
Klasifikasi derajat asma:



Manifestasi klinis
ü      Bising mengi (wheezing) yang terdengar dengan atau tanpa stetoskop.
ü      Batuk produktif
ü      Napas atau dada seperti tertekan
ü      Gejala bersifat paroksosmal (membaik pada siang hari, memburuk pada malam hari)

Diagnosis
ü      Anamnesis: riwayat perjalanan penyakit, faktor-faktor yang mempengaruhi asma, riwayat keluarga, riwayat alergi, serta gejala klinis.
ü      Pemeriksaan fisik
ü      Tes fungsi paru dengan spirometri

Komplikasi
ü      Pneumotoraks
ü      Emfisema subkutis
ü      Atelektasis
ü      Gagal napas

Penatalaksanaan
Pengobatan asma jangka panjang berdasarkan berat penyakit:
ü      Asma persisten: obat seranganàbronkodilator kerja singkat (inhalasi agonis beta 2).
ü      Asma persisten ringan: obat harianàinhalasi kortikosteroid 200-500 ug atau teofilin lepas lambat, bila perlu diberikan agonis beta 2 lepas lambat inhalasi atau oral terutama untuk mengontrol asma malam. Obat seranganàinhalasi agonis beta 2 kerja singkat bila perlu tidak melebihi 3-4 kali sehari.
ü      Asma persisten sedang: obat harianàinhalasi kortikosteroid 800-2000 ug, bila perlu diberikan agonis beta 2 lepas lambat inhalasi atau oral terutama untuk mengontrol asma malam. Obat seranganàinhalasi agonis beta 2 kerja singkat bila perlu tidak melebihi 3-4 kali sehari.
ü      Asma persisten berat: obat harianàinhalasi kortikosteroid 800-2000 ug, bila perlu diberikan agonis beta 2 lepas lambat inhalasi atau oral terutama untuk mengontrol asma malam, kortikosteroid jangka panjang.

Terapi serangan asma akut:
ü      Ringan (aktivitas hampir normal, bicara dalam kalimat penuh, denyut nadi normal, APE>60%) à agonis beta 2 inhalasi (MDI) 2 kali hisap dapat diulangi 1 jam kemudian atau tiap 20 menit dalam 1 jam. Alternatif: agonis beta 2 oral 3x1 tab (2 mg) oral, teofilin 75-100 mg.
ü      Sedang (hanya mampu berjalan jarak dekat, berbicara dalam kalimat terputus-putus, denyut nadi 100-120 x/ menit, APE 40-60%) à agonis beta 2 nebulisasi 2,5-5 mg, dapat diulangi 3 kali dalam 1 jam pertama dan dapat dilanjutkan setiap 1-4 jam kemudian. Alternatif: teofilin IV 5 mg/ kgBB dan steroid IV/ kortison 100-200 mg, deksametason 5 mg IV, oksigen 4 liter/ menit.
ü      Berat (sesak pada istirahat, bicara dalam kata-kata terputus, denyut nadi >120 x/ menit, APE < 40%) à agonis beta 2 nebulisasi, dapat diulangi 3 kali dalam 1 jam pertama dan dapat dilanjutkan setiap 1-4 jam kemudian, teofilin IV, steroid IV, oksigen 4 liter/ menit.
ü      Gawat darurat (kesadaran menurun, kelelahan, sianosis, henti napas) à lanjutkan terapi sebelumnya, pertimbangkan intubasi dan ventilasi mekanik, pertimbangkan anastesi umum untuk terapi pernapasan intensif.




Referensi:
Kapita selekta kedokteran edisi 3 jilid 1 FK UI, 2001.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar