SEHAT ITU PENTING

Kamis, 03 Oktober 2013

SIROSIS HEPATIS



Suatu penyakit dimana sirkulasi mikro, anatomi pembulu darah besar dan seluruh system arsitektur hati mengalami perubahan menjadi tidak teratur dan terjadi fibrosis disekitar parenkim hati yang mengalami degenerasi.

Klasifikasi:
·  Secara klinis:
o       Kompensata: lanjutan dari hepatitis kronik, belum ada gejala khas yang nyata.
o       Dekompensata: gejala dan tanda klinis yang khas (SEKASIH)
·  Secara morfologi:
o       Makronodular: ireguler multilobuler, besar nodul > 3 mm
o       Mikronoduler: reguler, monolobuler, besar nodul < 3 mm
o       Kombinasi

Etiologi:
Etiologi tersering adalah hepatitis virus B dan C serta alkoholik

Manifestasi klinik:
·  Kompensata: kelelahan, hilang nafsu makan, mual, penurunan BB, perut kembung
·  Dekompensata: kerontokan rambut badan, gangguan tidur, demam, SEKASIH

S = spider nevi
E = eritema palmaris
K = kolateral vein
A = asites
S = splenomegali
I = invers albumin - globulin
H = hematemesis/ melena

Patofisiologi:

Alkohol, virus hepatis à inflamasi pada hepar à kerusakan sel parenkim, sel hati, duktulu empedu hepatik à obstruksi dan gangguan fungsi hati

Obstruksi à kerusakan sel ekskresi à retensi bilirubin à bilirubin direct meningkat:
·  Larut dalam air à bilirubinuria
·  Garam empedu dalam darah meningkat à pruritus
·  Ikterik

Gangguan fungsi hati menyebabkan:
·  Gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein
o       Gangguan metabolisme karbohidtar dan lemak à glukogenesis dan glukoneogenesis menurun à glikogen menurun à cepat lelah
o       Gangguan metabolisme protein à hipoproteinemia à albumin menurun à tekanan onkotik menurun à transudasi cairan à oedema/ asites
·  Gangguan aliran darah:
o       Penyempitan vena porta à hepatomegali à splenomegali à varises oesofagus
o       Tekanan vena porta meningkat:
§         V. Eks à oedem pretibial
§         V. Mesenterika à kolateral vein
§         V. Paraumbilikalis à caput medusa
·  Gangguan hematopoetik à anemia dan trombositopenia
·  Gangguan hormon à estrogen meningkat à spider nevi dan eritema palmaris

Gambaran laboratorium:
·  SGOT dan SGPT meningkat
·  Alkalin posphatase meningkat
·  Bilirubun normal/ meningkat
·  Albumin menurun à sintesa albumin terjadi di hati
·  Globulin meningkat à sekunder dari pintasan, antigen bakteri dari sistem porta ke jaringan limfoid à menginduksi produksi imunoglobulin
·  PT memanjang à mencerminkan tingkatan disfungsi sintesis hati
·  Na menurun à ketidak mampuan ekskresi air bebas
·  Anemia dan trombositopenia

Diagnosis:
Berdasarkan pemeriksaan fisik, laboratorium dan USG abdomen

Komplikasi:
·  Peritonitis bakterial spontan, biasanya timbul demam dan nyeri abdomen.
·  Sindroma hepatorenal, biasanya oliguria, ureum meningkat, kreatinin meningkat tanpa adanya kelainan organik ginjal.
·  Varises esofagus, akibat hipertensi porta à varises pecah à perdarahan.
·  Ensefalopati hepatik (koma hepatik), kelainan neuropsikiatri akibat disfungsi hati.

Pengobatan:
·  Bed rest
·  Diet hati:
o       DH I: penderita SH berat, hepatitis akut, keadaan pre koma
o       DH II: keadaan akut dan pre koma sudah diatasi dan penderita sudah ada nafsu makan
o       DH III: perpindahan dari DH II atau penderita yang nafsu makannya cukup
o       DH IV: perpindahan dari DH III pada pasien hepatitis akut dan SH yang sudah membaik
o     Rendah garam bila retensi garam dan air dijumpai, cairan dibatasi, garam maksimal 5,2 gr/ hari.
·  Diuretik:
o       Spironolakton, untuk awal 1x100 mg, dapat ditingkatkan maksimal 4x100 mg/ hari.
o       Furosemide, untuk awal 1x40 mg, dapat ditingkatkan maksimal 4x40 mg/ hari.
Respon pemberian diuretik dapat dilihat dari penurunan BB 0,5 kg/ hari (tanpa adanya edem kaki), penurunan BB 1 kg/ hari bila terdapat edem kaki.
Apabila asites tidak berkurang setelah pemberian diuretik dengan dosis maksimal à asites refrakter
Grade asites:
1.      hanya dapat dilihat dengan USG
2.      mulai membesar, belum masif, terdapat smiling umbilical
3.      besar, masif
4.      asites refrakter
Penanganan asites refrakter:
Lakukan tipping maksimal 4 L/ hari. Apabila substitusi albumin sewaktu à tipping ditambah 3 L/ bag.

Substitusi albumin:
(3,2 – albumin serum) x BB x 0,8 à cara pemberian drips 20 gtt/ i

·  Propanolol:untuk menjaga tekanan vena porta, dosis 1x20 mg/ hari (tekanan darah normal), 2x20 mg/ hari untuk hipertensi.
·  Antibiotik: sefalosporin generasi III (ceftriaxone) diberikan apabila terdapat infeksi sekunder.
·  Laktulosa, pada pasien HE. Berfungsi untuk mengeluarkan amonia.

Prognosis:
Digunakan klasifikasi Child-Pugh
Derajat kerusakan
Minumal (5-6) 1 poin
Sedang (7-8) 2 poin
Berat (10-15) 3 poin
Bilirubin
< 2,0
2,0-3,0
> 3,0
Albumin
> 3,5
3,5-2,8
< 2,8
Asites
-
Ringan – sedang
Sedang – berat
Protombin time
< 4,0
4,0-6,0
> 6,0
Enselopati
-
Grade I-II
Grade III-IV

Tingkat enselopati                   kadar amonia darah Ug/ dl
0                                              < 150
1                                              151-200
2                                              201-250
3                                              251-300
4                                              > 300

Angka kelangsungan hidup:
Child A (minimal) = 100%
Child B (sedang) = 80%

Child C (berat) = 45%

Rabu, 02 Oktober 2013

KRISIS HIPERTENSI



Suatu keadaan klinis dengan tekanan darah yang sangat tinggi dengan kemungkinan akan timbulnya atau telah terjadi kelainan organ target.

Kelompok krisis hipertensi:
1. hipertensi darurat
·    tekanan darah sangat tinggi (220/140 mmHg)
·    terdapat kelainan/ kerusakan organ target yang bersifat progresif
·    tekanan darah harus diturunkan segera (dalam menit – jam)
2. hipertensi mendesak
·    tekanan darah sangat tinggi (220/140 mmHg)
·    tidak terdapat kelainan/ kerusakan organ target yang bersifat progresif
·    tekanan darah diturunkan lebih lambat (dalam jam – hari)

Diagnosa tegak:
·  hipertensi (>220/140 mmhg)
·  timbul gejala
·  keterlibatan organ target

Gambaran klinis hipertensi darurat
·  tekanan darah >220/140 mmHg
·  funduskopi: perdarahan, eksudat, papilla, edema
·  status neurologi: sakit kepala, kacau, gangguan kesadaran, kejang, lateralisasi
·  jantung: denyut keras, kardiomegali, dekompensasi, oliguria
·  ginjal: uremia, proteinuria
·  gastrointestinal: mual, muntah

Obat oral hipertensi:
·  Nifedipin 5-10 mg
o       Dosis diulang /15 menit
o       Efek 5-15 menit
o       Lama kerja 4-6 jam
o       Perhatian khusus: gangguan koroner
·  Kaptopril 12,5-25 mg
o       Dosis diulang /30 menit
o       Efek 15-30 menit
o       Lama kerja 6-8 jam
o       Perhatian khusus: stenosis arteri renalis

Tekanan darah diturunkan 25% dari hasil perhitungan MAP (Mean Arterial Preasure)

MAP = (sistole + 2 diastole) x 1/3

PENYAKIT JANTUNG HIPERTENSI



Patofisiologi:
Hipertrofi ventrikel kiri (LVH) merupakan kompensasi jantung menghadapi tekanan darah tinggi à fungsi diastolic akan terganggu à dilatasi ventrikel kiri à rangsangan simpatis dan aktivasi system RAA (rennin angiotensin aldosteron) memacu mekanisme frank-starling melalui peningkatan volume diastolic ventrikel à akhirnya terjadi gangguan kontraksi miokard.

Keluhan dan Gejala:
·  Hipertensi, berdebar-debar, dizzy (rasa melayang)
·  Mudah capek, sesak nafas, nyeri dada, oedem kaki

Pemeriksaan fisik:
·  Kardiomegali untuk menilai LVH
·  Impuls apeks prominen
·  A2>A1 à akibat kerasnya penutupan katup aorta
·  Murmur diastolik
·  S4 dapat ditemukan (gallop atrial) à akibat peningkatan tekanan atrium kiri
·  S3 dapat ditemukan (gallop ventrikel) à akibat peningkatan tekanan akhir diastolik ventrikel kiri
·  Perhatikan ronki basah/ kering, wheezing
·  Hepatomrgali, splenomegali, asites, oedem pretibial

Pemeriksaan penunjang:
·  UrinalisaPENYAKIT JANTUNG HIPERTENSI

Patofisiologi:
Hipertrofi ventrikel kiri (LVH) merupakan kompensasi jantung menghadapi tekanan darah tinggi à fungsi diastolic akan terganggu à dilatasi ventrikel kiri à rangsangan simpatis dan aktivasi system RAA (rennin angiotensin aldosteron) memacu mekanisme frank-starling melalui peningkatan volume diastolic ventrikel à akhirnya terjadi gangguan kontraksi miokard.

Keluhan dan Gejala:
·  Hipertensi, berdebar-debar, dizzy (rasa melayang)
·  Mudah capek, sesak nafas, nyeri dada, oedem kaki

Pemeriksaan fisik:
·  Kardiomegali untuk menilai LVH
·  Impuls apeks prominen
·  A2>A1 à akibat kerasnya penutupan katup aorta
·  Murmur diastolik
·  S4 dapat ditemukan (gallop atrial) à akibat peningkatan tekanan atrium kiri
·  S3 dapat ditemukan (gallop ventrikel) à akibat peningkatan tekanan akhir diastolik ventrikel kiri
·  Perhatikan ronki basah/ kering, wheezing
·  Hepatomrgali, splenomegali, asites, oedem pretibial

Pemeriksaan penunjang:
·  Urinalisa
·  Darah rutin
·  Elektrolit
·  RFT/ LFT
·  Lipid profile
·  EKG
·  KGD adr/ puasa
·  Foto thorak

Peatalaksanaan:
Sesuai JNC 7

Kriteria EKG untuk LVH: (pilih salah satu)
  1. R atau S di sadapan ekstremitas (AVL, AVR, AVF, I, II, III) > 20 mm
  2. S dikompleks AVR > 25 mm
  3. R dikompleks AVL > 25 mm
  4. S dikompleks AVR + R dikompleks AVL > 35 mm
  5. ST depresi dan T elevasi di kompleks AVL à stain pattern
·  Darah rutin
·  Elektrolit
·  RFT/ LFT
·  Lipid profile
·  EKG
·  KGD adr/ puasa
·  Foto thorak

Peatalaksanaan:
Sesuai JNC 7

Kriteria EKG untuk LVH: (pilih salah satu)

  1. R atau S di sadapan ekstremitas (AVL, AVR, AVF, I, II, III) > 20 mm
  2. S dikompleks AVR > 25 mm
  3. R dikompleks AVL > 25 mm
  4. S dikompleks AVR + R dikompleks AVL > 35 mm
  5. ST depresi dan T elevasi di kompleks AVL à stain pattern