SEHAT ITU PENTING

Minggu, 09 September 2012

Bronkitis Akut




Defenisi
Menurut defenisi, bronkitis akut adalah suatu infeksi radang saluran pernapasan tanpa keterlibatan parenkim. Umumnya bronkitis akut disebabkan oleh virus, seperti RSV, koronavirus, rinovirus, influenza atau parainfluenza. Mikroorganisme lain yang dapat menyebabkan bronkitis kronik ini antara lain Mycobacterium pneumonia dan Clamydia (Junaidi, 2010; Ringel, 2012).
  
Patofisiologi
Bronkitis akut adalah suatu infeksi radang saluran pernapasan tanpa keterlibatan parenkim. Tidak ada penyakit paru yang mendasari penyakit bronkitis akut ini. Umumnya bronkitis akut disebabkan oleh virus, seperti RSV, koronavirus, rinovirus, influenza atau parainfluenza. Mikroorganisme lain yang dapat menyebabkan bronkitis kronik ini antara lain Mycobacterium pneumonia dan Clamydia. Mikroorganisme ini mengiritasi mukosa bronkus sehingga dapat menyebabkan batuk dan produksi sputum yang berlebihan. Penyakit ini berlangsung antara 5-15 hari (Junaidi, 2010; Ringel, 2012).

Klasifikasi
Bronkitis infeksiosa
Disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri. Serangan bronkitis berulang dapat terjadi pada perokok, penderita penyakit paru-paru, dan saluran pernapasan menahun. Infeksi berulang dapat terjadi akibat sinusitis kronis, bronkiektasis, alergi, pembesaran amandel, dan adenoid pada anak-anak (Junaidi, 2010).
Bronkitis iritatif
Bronkitis ini disebabkan oleh zat atau benda yang bersifat iritatif seperti debu, asap, polusi udara dan nitrogen dioksida serta tembakau dan rokok lainnya (Junaidi, 2010).

Gejala Klinis
Gejala yang dapat timbul antara lain (Corwin, 2009; Junaidi, 2010; Ringel, 2012):
  • Batuk berdahak
  • Sesak paroksismal
  • Suara serak
  • Sinkop/ muntah
  • Sakit kepala
  • Gangguan pengelihatan
  • Sering menderita infeksi pernapasan (misalnya flu)
Bronkitis infeksiosa sering kali dimulai dengan gejala seperti flu, yaitu hidung meler, lelah, menggigil, sakit punggung, sakit otot, demam ringan, dan nyeri tenggorokan. Awalnya batuk pada bronkitis tidak menggandung dahak, tetapi 1 hingga 2 hari kemudian akan mengeluarkan dahak berwarna putih atau kuning. Selanjutnya dahak akan bertambah banyak, berwarna kuning atau hijau. Sesak napas juga dapat terjadi jika saluran udara tersumbat. Sering pula ditemukan bunyi napas mengi, terutama setelah batuk. Pada bronkitis berat, setelah sebagian besar gejala lainnya membaik, kadang terjadi demam tinggi selama 3-5 hari dan batuk dapat menetap selama beberapa minggu. Pneumonia pun dapat terjadi (Junaidi, 2010).

Diagnosis
Diagnosis biasanya ditegakkan berdasarkan gejala, terutama dari adanya lendir. Pada pemeriksaan auskultasi akan terdengar bunyi ronki. Pemeriksaan lain yang umum dilakukan (Junaidi, 2010):
  • Tes fungsi paru
  • Analisa gas darah arteri
  • Foto rontgen dada

Penatalaksanaan
Untuk mengurangi demam dan rasa nyeri pada tubuh, pada penderita dewasa dapat diberikan aspirin atau acetaminophen, sedangkan untuk anak-anak sebaiknya hanya diberikan acetaminophen saja. Penderita disarankan beristirahat dan meminum banyak air. Antibiotik diberikan pada penderita yang gejalanya menunjukkan penyebabnya adalah bakteri (dahak berwarna kuning atau hijau dan demam tetap tinggi) dan penderita yang sebelumnya menderita penyakit paru-paru. Kepada penderita dewasa dapat diberikan trimetropim-sulfametoksazol, tetrasiklin, atau amoxicillin. Eritromisi diberikan diberikan jika dicurigai penyebab bakterinya adalah Mycoplasma pneumonia. Sedangkan kepada penderita anak-anak sebaiknya diberikan amoxicillin. Namun jika penyebabnya virus, antibiotic tidak diberikan. Lakukan pemeriksaan biakan dahak untuk membantu menentukan penggantian antibiotik. Jangan lupa pemberian ekspektoran untuk mengencerkan sputum (Corwin, 2009; Junaidi, 2010).




DAFTAR PUSTAKA

  1. Corwin, E. J., 2009. Buku Saku Patofisiologi. EGC: Jakarta.
  2. Junaidi, I., 2010. Penyakit Paru dan Saluran Napas. PT. Bhuana Ilmu Populer: Jakarta.
  3. Ringel, E., 2012. Buku Saku Hitam Kedokteran Paru. PT. Indeks: Jakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar