Etiologi:
Micobacterium
tuberculosa
Klasifikasi:
WHO
1991 berdasarkan terapi:
-
Kategori
1: Kasus baru dengan sputum positif atau dengan bentuk TB berat.
-
Kategori
2: Kasus kambuh atau kasus gagal dengan sputum BTA (Basil Tahan Asam) positif.
-
Kategori
3: Kasus BTA negatif dengan kelainan paru yang tidak luas atau kasus TB ekstra
paru selain dari yang disebut dalam kategori 1.
-
Kategori
4: TB kronik.
Gejala
Klinis:
-
Demam
-
Batuk/
batuk darah selama > 4 minggu
-
Sesak
nafas
-
Nyeri
dada
Pemeriksaan Penunjang:
-
Lab darah rutin :
LED normal/ meningkat, limfositosis.
-
Foto thoraks PA :
Bayangan lesi terletak diatas atau dibawah, bayangan berawan, kavitas, kelainan
bilateral (terutama di lapisan atas paru), kalsifikasi.
-
Sputum BTA (Basil Tahan Asam).
-
Tes Mantoux/ tuberkulin.
Penatalaksanaan:
OAT (Obat Anti Tuberkulin)
diberikan dalam kombinasi sedikitnya 2 obat yang bersifat bakterisidal dengan
atau tanpa obat ketiga. OAT yang biasa digunakan:
-
Isoniazid
-
Rifampisisn
-
Pirazinamid
-
Streptomisin
-
Etambutol
Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam FK UI Edisi IV