Osteoporosis adalah penyakit tulang sistemik yang ditandai oleh penurunan densitas massa tulang dan perburukan mikroarsitektur tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah.
Osteoporosis
dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu primer (tidak diketahui penyebabnya) dan
sekunder (diketahui penyebabnya).
Faktor
Resiko
·
Usia;
tiap peningkatan 1 dekade risiko meninggkat 1,4-1,8 %
· Genetik
o
perempuan > laki-laki
o
memiliki riwayat keluarga
· Lingkungan
o
defisiensi kalsium
o
aktifitas fisik kurang
o
obat-obatan ( kortikosteroid, heparin, antikonvulsan,
siklosporin)
o
merokok
o
alkohol
o
risiko terjatuh yang meningkat
· Hormonal dan Penyakit Kronik
o
Defisiensi estrogen/ androgen
o
Tirotoksikosin
o
Hiperparatiroidisme
o
Hiperkortisolisme
o
Serosis hepatis
o
Gagal ginjal
o
Gastrektomi
Patofisiologi
Menopause menyebabkan:
·
Produksi estrogen menurun, akibatnya akan menyebabkan
menurunnya produksi sitokin oleh bone marrow siromal cells dan sel-sel
mononuklear yang berperan meningkatkan kerja osteoklas, sehingga osteoklas
pun meningkat.
·
Absorbsi kalsium di usus menurun dan ekskresi kalsium di
ginjal meningkat, menyebabkan hipokalsemia.
·
Resorpsi tulang meningkat.
Dari ketiga faktor inilah yang akan
menyebabkan osteoporosis.
Gejala Klinis
·
Nyeri tulang
·
Nyeri spinal
·
Kelemahan otot
·
Fraktur kolum femoris
·
Kesemutan disekitar mulut dan ibu jari pada hipokalsemia
·
Fraktur pada trauma minimal
·
Penurunan tinggi badan
Pemeriksaan Penunjang
· Pemeriksaan Biokimia tulang
Manfaat: prediksi
kehilangan massa tulang, prediksi resiko fraktur, evaluasi efektifitas terapi.
· Pemeriksaan Radiologis
Efektif untuk
mencari adanya fraktur.
· Pemeriksaan Densitas Massa Tulang (Densitometri)
Berfungsi untuk
menilai kekuatan tulang dan resiko fraktur. Lebih akurat sehingga sering
dilakukan.
· Sonodensitometri
· MRI
· Biopsi Tulang
Penatalaksanaan
Kesadaran menghindari faktor-faktor
resiko, disertai diet cukup dan olahraga sangatlah penting.
· Pengobatan secara hormonal
o
Estrogen sebagai terapi
Pengobatan
wanita postmenopause dengan estrogen akan menghentikan kehilangan tulang (perlindungan
terhadap terjadinya osteoporosis) pada wanita usia 50-70 tahun. Estrogen
dianggap dapat menghambat resorpsi tulang.
o
Estrogen dan Progesteron
Memiliki
keuntungan bahwa dapat diberikan jangka panjangkarena efek terhadap endometrium
sangat lemah, jarang terjadi perdarahan dan resiko keganasan hampir tidak ada.
· Pengobatan non hormonal
Ø Inhibitor
penyerapan tulang
o
Kalsitonin
Merupakan terapi
alternatif pada wanita yang tidak merespon terhadap estrogen.
o
Bifosfonat
o
Kalsium
Dosis minimal
800 mg/ hari untuk dewasa. Kebutuhan bertambah pada anak-anak, remaja, ibu
hamil, ibu menyusui dan usia tua.
Ø Stimulasi
pembentukan tulang
o
Fluorida
Menstimulasi
osteoblas dan meningkatkan massa tulang.
o
Anabolik steroid
Dapat
meningkatkan massa tulang pada osteoporosis.
Komplikasi dan Prognosa
Komplikasi: tinggi badan menurun,
posisi badan sedikit membongkok, fraktur atau terak pada tulang, tidak mampu
berjalan sendiri.
Prognosa: bila massa tulang baik,
prognosa baik.
Dikutip dari: Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam FK UI Edisi IV
Tidak ada komentar:
Posting Komentar