PENDAHULUAN
Malaria
adalah penyakit Infeksi parasit yang disebabkan oleh plasmodium yang menyerang
eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual di dalam darah.
Dikatakan
malaria berat menurut WHO 2006 jika terdapat parasitemia Plasmodium falsiparum
fase aseksual dengan disertai 1 atau lebih gambaran klinis atau laboratoris
berikut:
1.
Manifestasi klinik : Kelemahan, gangguan kesadaran, respiratory distress
(pernafasan asidosis), kejang berulang, syok, edema paru, perdarahan abnormal,
ikterik, hemoglobinuria.
2.
Pemeriksaan Lab : Anemia berat, hipoglikemi, asidosis, gangguan fungsi ginjal,
hiperlaktatemia, hiperparasitemia.
ETIOLOGI
Penyebab
infeksi malaria adalah plasmodium dari famili plasmodidae. Plasmodium
ini pada manusia menginfeksi eritrosit (sel darah merah) dan mengalami
pembiakan aseksual di jaringan hati dan eritrosit. Pembiakan seksual
terjadi pada tubuh nyamuk yaitu anopheles betina.
Plasmodium
yang sering dijumpai di Indonesia adalah:
•
Plasmodium Falciparum : menyebabkan malignan
malaria
•
Plasmodium
vivax : menyebabkan benign malaria
•
Plasmodium
malariae dan Plasmdium ovale jarang ditemukan.
PATOFISIOLOGI
Nyamuk
anopheles menggigit manusiaàmelepaskan sporozoidàmasuk kedalam sel hati (hepatosit)àskizogoni ekstra eritrositàskizon hati yang matangàrupturàmerozoid akan menginfasi sel eritrositàskizogoni intra eritrositeràeritrosit yang mengandung parasit mengalami
perubahan struktur dan biomolekuler.
Skizon
yang matang akan pecahàmelepaskan
toksin malaria àtoksin
menstimulasi sistem RES dengan dilepaskanya sitokin proinflamasi seperti TNF
alfaàmengubah aliran
darah lokal dan endotelium vaskular, mengubah biokimia sistemikàanemia, hipoksia jaringan dan organ.
MANIFESTASI
KLINIK
Gejala
klasik dari malaria yaitu terjadinya “trias malaria” secara beruntun:
Periode
dingin (15-60 menit)
Mulai
menggigil, pendeerita sering membungkus diri dengan selimut atau sarung dan
pada saat menggigil sering seluruh badan bergetar dan gigi-gigi saling
terantuk, di ikuti dengan meningkatnya temperatur.
Periode
panas
Penderita
muka merah, nadi cepat dan panas badan tetap tinggi beberapa jam dan di ikuti
dengan keadaan berkeringat.
Periode berkeringat
Penderita berkeringat banyak dan temperatur turun,
penderita merasa sehat.
GEJALA KLINIS MALARIA BERAT
•
Malaria
serebral
ditandai
dengan penurunan kesadaran (apatis, somnolen, stupor, sopor, koma) dan disertai
kejang. Gejala ini terjadi karena gangguan metabolisme seperti asidosis dan
hipoglikemia.
•
Gagal
ginjal akut
Gangguan
fungsi ginjal terjadi karena anoksia yang disebabkan penurunan aliran darah ke
ginjal akibat dehidrasi dan sumbatan mikrovaskular.
•
Kelainan
hati
Ikterus
sering dijumpai pada infeksi malaria falsiparum, ini terjadi karena obstuksi
mikrovaskular.
•
Edema
paru
Dapat terjadi oleh karena hipermeabilitas kapiler
atau kelebihan cairan dan mungkin juga oleh karena peningkatan TNF alfa.
•
Anemia
Terjadi
karena percepatan destruksi sel-sel darah merah dan peningkatan bersihan oleh
limpa.
•
Hipoglikemia
Terjadi
karena gangguan absorbsi glukosa karena berkurangnya aliran darah ke
splanhnicus, peningkatan metabolisme glukosa di jaringan , pemakaian glukosa
oleh parasit, sitokin akan mengganggu glukoneogenesis.
•
Malaria
algid
Terjadi gagal sirkulasi atau syok, tekanan
sistolik <70 mmHg yang disertai dengan keringat dingin. Syok umumnya terjadi
karena dehidrasi dan biasanya bersamaan dengan sepsis.
•
Asidosis
Asidosis
(bikarbonat < 15 meq) atau asidemia (pH < 7,25), pada malaria menunjukkan
prognosa buruk.
Asidosis
disebabkan karena:
–
Perfusi
jaringan yang buruk oleh karena hipovolemia yang akan menurunkan pengangkutan
oksigen.
–
Produksi
laktat oleh parasit.
–
Pembentukan laktat karena aktifasi sitokin
terutama TNF alfa.
–
Aliran
darah ke hati yang berkurang, sehingga mengganggu kebersihan laktat.
–
Gangguan
fungsi ginjal, sehingga mengganggu ekskresi asam.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
•
Pemeriksaan
PCR (Polymerase Chain Reaction)
Pemeriksaan
ini dianggap sangat peka dengan teknologi amplifikasi DNA, waktu dipakai cukup
cepat dan sensitivitas maupun spesifitasnya tinggi. Kaunggulan tes ini walaupun
jumlah parasit sangat sedikit dapat memberikan hasil positif.
•
Tes
Serologi
Tes
ini berguna mendeteksi adanya antibodi spesifik terhadap malaria ataupun pada
keadaan dimana parasit sangat minimal. Tes ini kurang bermanfaat sebagai alat
diagnostik sebab antibodi baru terjadi setelah beberapa hari parasitemia.
•
Rapid
Test
Dapat
mendeteksi dari 0-200 parasit/ ui darah dan dapat membedakan apakah infeksi P.
Falciparum atau P. Vivax. Sensitifitas sampai 95%.
•
Tetesan
darah tipis
Kepadatan
parasit dinyatakan sebagai hitung parasit (parasite count), dapat dilakukan
berdasarkan jumlah eritrosit yang mengandung parasit per 1000 sel darah merah.
Bila jumlah parasit > 100.000/ ui darah menandakan infeksi yang berat.
•
Tetesan
preparat darah tebal
Merupakan
cara terbaik menemukan parasit malaria karena tetesan darah cukup banyak
dibandingkan preparat darah tipis.
DIAGNOSA
BANDING
Diagnosa
Banding Malaria tergantung dengan gejala dan manifestasi malaria beratnya
seperti:
- Demam: demam
tifoid, demam dengue
- Ikterus :
hepatitis, leptospirosis, abses hati
- Malaria cerebral :
meningitis, ensefalitis
- Penurunan
kesadaran dan koma : gangguan metabolik (diabetes), gangguan serebrovaskular (strok), epilepsi,
tumor otak
PENATALAKSANAAN
Pengobatan
malaria berat secara garis besar terdiri atas 3 :
a.
Pengobatan suportif (perawatan umum dan pengobatan
simtomatis)
· Menjaga
keseimbangan cairan elektrolit dan keseimbangan asam basa
·
Bila
suhu 40 oC (hipertermia)
o
Kompres
dingin intensif
o
Pemberian
antipiretik (parasetamol 15mg/kgBB/kali diberikan setiap 4 jam)
·
Bila
Anemia berikan transfusi darah yaitu Hb <5 g/dl atau Ht <15%
·
Kejang,
beri diazepam 10-20mg iv diberikan secara perlahan atau phenobarbital 100mg
diberikan 2x sehari
b.
Pengobatan
spesifik dengan kemoterapi anti malaria
Derivat
Artemisinin
Merupakan pilihan pertama untuk pengobatan malaria
berat. Sejak tahun 2006 WHO merekomendasikan terapi Artemisin sebagai lini
pertama untuk terapi malaria berat.
· Artemether
3,2 mg/ KgBB/ hari IM pd hari
pertama, kemudian 1,6 mg/ kgBB/ hari (biasanya 160 mg dilanjutkan 80 mg) sampai
4 hari atau sampai penderita dapat minum obat. Selanjutnya dilanjutkan dengan
obat kombinasi peroral.
· Artesunat
2,4 mg/ KgBB IV pada waktu
masuk (time=0), kemudian pada jam ke 12 dan 24, dilanjutkan setiap hari sekali
sampai pasien dapat minum obat. Dilanjutkan dengan obat oral kombinasi.
· Obat oral
kombinasi
Artesunate (4 mg/ KgBB) +
Amodiaquin (30 mg/ KgBB) selama 3 hari atau kuinin + tetrasiklin/ doksisiklin/
klindamisin selama 7 hari.
Transfusi Ganti
Dapat menurunkan secara cepat pada keadaan
parasitemia. Berguna untuk mengeluarkan eritrosit yang berparasit, menurunkan
toksin hasil parasit dan metabolismenya serta memperbaiki anemia.
Indikasi transfusi ganti:
· Parasitemia
> 30% tanpa komplikasi berat
· Parasitemia
> 10 % dengan komplikasi berat
c.
Pengobatan komplikasi
· Gagal
ginjal akut
Hemodialisis dilakukan sesuai
indikasi
· Hipoglikemia
(gula darah < 50 % mg/ dL)
Pada penderita yang tidak sadar
harus dilakukan pemeriksaan gula darah 4-6 jam. Berikan suntik 50 ml dekstrosa
40 % IV, dilanjutkan dengan infus dekstrosa 10 % dengan gula darah tetap
dipantau 4-6 jam.
· Koma
Jaga jalan nafas, singkirkan
penyebab lain dari koma (hipoglikemia, meningitis bakteri). Hindari pemakaian
kortikosteroid, heparin dan adrenalin.
· Syok
Suspek septikemia, pemeriksaan
kultur darah, antimukroba parenteral, atasi gangguan hemodinamik.
KOMPLIKASI DAN PROGNOSA
•
Komplikasi
:
o
Gagal
Ginjal Akut
o
Hipoglikemia
o
Koma
o
Syok
•
Prognosa
:
Tergantung pada : kecepatan/ketepatan diagnosis
dan pengobatan, kegagalan fungsi organ, kepadatan parasit.
PENCEGAHAN
Menghindarkan diri dari gigitan nyamuk yaitu
dengan cara :
•
Tidur dengan kelambu sebaiknya dengan kelambu
impregnanted (dicelup dengan pestisida pemethrin atau deltamethrin).
•
Menggunakan
obat pembunuh nyamuk.
•
Mencegah
berada dialam bebas dimana nyamuk dapat menggigit.
•
Memproteksi
tempat tinggal /kamar tidur dari nyamuk dengan kawat anti nyamuk.
•
Profilaksis
dengan 2 tablet klorokuin (250 mg klorokuin diphosfat) 1 minggu sebelum
keberangkatan dan 4 minggu setelah tiba kembali. Di pakai pada wanita hamil
disekitar endemik atau pada individu yang terbukti imunitas rendah.
•
Jika
resisten klorokuin, dianjurkan doksisiklin 100mg/hari atau mefloquin 250mg/minggu
atau klorokuin 2 tablet/minggu ditambah proguanil 200mg/hari.
•
Vaksinasi
terhadap malaria masih tetap dalam pengembangan.
Referensi:
Buku
Ajar ilmu Penyakit Dalam FK UI edisi 4 refisi 2007.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar