Nyeri
haid (Dismenore) atau yang disebut juga dengan Pra Menstrual Sindrom (PMS)
timbul menjelang dan selama menstruasi. Ditandai dengan gejala kram pada perut
bagian bawah. Gejala ini disebabkan karena tingginya produksi hormone
prostaglandin. Walaupun tidak membahayakan, tetapi dismenore dapat mengganggu
aktivitas sehari-hari.
Dismenore
primer adalah dismenore yang tidak disebabkan oleh kelainan organik atau
penyakit lainnya. Ini biasanya timbul dalam 3 tahun pertama setelah menstruasi
dan gejalanya berkurang seiring dengan bertambahnya usia.
Dismenore
sekunder adalah dismenore yang disebabkan oleh kelainan organik, seperti
endometriosis atau fibroma uteri. Dismenore sekunder menimbulkan gejala nyeri
yang berat.
Fakta Dismenore
- Nyeri pada dismenore dapat disertai mual, muntah, diare, berkeringat dingin, dan pusing.
- Dapat mengganggu aktivitas sehari-hari terutama pada wanita dengan usia kurang dari 30 tahun.
- Salah satu faktor resiko dismenore adalah onset pubertas dini (usia dibawah 11 tahun).
- Para peneliti menemukan bahwa darah menstruasi wanita yang mengalami kram pada perut bagian bawah ternyata mengandung kadar prostaglandin yang tinggi.
Anjuran Bagi Wanita
- Kompres bagian bawah perut dengan botol berisi air panas atau bantal panas khusus untuk meredakan nyari.
- Minum banyak air, hindari konsumsi garam, dan minuman berkafein untuk mencegah pembengkakan dan retensi cairan.
- Olahraga secara teratur bermanfaat untuk membantu mengurangi dismenore karena akan memicu dikeluarkannya hormon endofilin yang dinilai untuk meredakan rasa nyeri.
- Makan makanan yang bergizi, kaya akan zat besi, kalsium, dan vitamin B kompleks. Jangan mengurangi jadwal makan.
- Istirahat dan relaksasi dapat membantu meredakan nyeri.
- Lakukan aktivitas yang dapat meredakan stress, misalnya yoga, pijat, atau meditasi untuk membantu meminimalkan rasa nyeri.
- Pada saat berbaring telentang, tinggikan pososo pinggul melebihi posisi bahu untuk membantu meredakan gejala dismenore.
- Untuk meredakan nyeri, dapat digunakan analgesik. Hubungi dokter apabila kondisi tidak membaik sesudah 48 jam.
Pilihan Terapi
- Analgesik
o
Analgesik non opiat ringan, misalnya
paracetamol, walaupun tidak memiliki aktivitas menghambat kerja prostaglandin,
namun dapat membantu meredakan rasa nyeri dengan efek samping yang sedikit.
Kombinasi antara paracetamol dan ibuprofen menghasilkan efek sinergis dalam
menghilangkan nyeri sehingga dapat mengatasi nyeri dengan cepat.
o
Analgesik Anti-Inflamasi Non Steroid
Contoh: ibuprofen, aspirin,
indometasin, asam mefenamat, piroksikam.
Dapat digunakan untuk
meredakan gejala dismenore dengan jalan menghambat aktivitas enzim
prostaglandin, yang merupakan penyebab utama nyeri haid. Efek samping dari obat
ini adalah tinitus, iritasi lambung, dan tukak saluran cerna. Pemberian
salisilat sebaiknya hati-hati pada wanita dengan usia dibawah 19 tahun.
- Antispasmodik
Seperti
alvarine, caroverine, fenoverine, homatropin, mebeverine, tiropramide dapat
meredakan nyeri pada kasus dismenore yang disertai kram dan spasme lambung.
- Estrogen dan Progesteron
Progesterone
sebagai terapi tunggal atau terapi kombinasi dengan estrogen dalam bentuk obat
kontrasepsi oral juga dapat digunakan untuk meredakan nyeri pada dismenore.
- Suplemen
Multivitamin
dan mineral, suplemen zat besi, kalsium, vitamin B kompleks.
Baca juga:
ANALGESIK-ANTIPIRETIK, ANALGESIK ANTI-INFLAMASI NONSTEROID DAN OBAT GANGGUAN SENDI LAINNYA
Baca juga:
ANALGESIK-ANTIPIRETIK, ANALGESIK ANTI-INFLAMASI NONSTEROID DAN OBAT GANGGUAN SENDI LAINNYA
Referensi:
MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi
edisi 9
Tidak ada komentar:
Posting Komentar