Merupakan gangguan inflamasi kronik jalan napas yang melibatkan berbagai sel-sel inflamasi. Dasar penyakit ini adalah hiperaktivitas bronkus, obstruksi jalan napas, dan gejala pernapasan (mengi dan sesak). Obstruksi jalan napas umumnya bersifat refersibel.
Klasifikasi
derajat asma:
Manifestasi klinis
ü
Bising mengi (wheezing)
yang terdengar dengan atau tanpa stetoskop.
ü
Batuk produktif
ü
Napas atau dada seperti tertekan
ü
Gejala bersifat paroksosmal
(membaik pada siang hari, memburuk pada malam hari)
Diagnosis
ü Anamnesis: riwayat perjalanan penyakit, faktor-faktor yang mempengaruhi
asma, riwayat keluarga, riwayat alergi, serta gejala klinis.
ü Pemeriksaan fisik
ü Tes fungsi paru dengan spirometri
Komplikasi
ü
Pneumotoraks
ü
Emfisema subkutis
ü
Atelektasis
ü
Gagal napas
Penatalaksanaan
Pengobatan asma jangka panjang berdasarkan berat penyakit:
ü
Asma persisten: obat seranganàbronkodilator kerja singkat (inhalasi
agonis beta 2).
ü
Asma persisten ringan: obat harianàinhalasi kortikosteroid 200-500 ug atau teofilin lepas
lambat, bila perlu diberikan agonis beta 2 lepas lambat inhalasi atau oral
terutama untuk mengontrol asma malam. Obat seranganàinhalasi agonis beta 2 kerja singkat bila perlu
tidak melebihi 3-4 kali sehari.
ü
Asma persisten sedang: obat harianàinhalasi kortikosteroid 800-2000 ug, bila perlu
diberikan agonis beta 2 lepas lambat inhalasi atau oral terutama untuk
mengontrol asma malam. Obat seranganàinhalasi agonis beta 2 kerja singkat bila
perlu tidak melebihi 3-4 kali sehari.
ü
Asma persisten berat: obat harianàinhalasi kortikosteroid 800-2000 ug, bila perlu
diberikan agonis beta 2 lepas lambat inhalasi atau oral terutama untuk
mengontrol asma malam, kortikosteroid jangka panjang.
Terapi serangan asma akut:
ü
Ringan (aktivitas hampir normal, bicara dalam kalimat penuh, denyut nadi
normal, APE>60%) à agonis beta 2 inhalasi (MDI) 2 kali hisap
dapat diulangi 1 jam kemudian atau tiap 20 menit dalam 1 jam. Alternatif:
agonis beta 2 oral 3x1 tab (2 mg) oral, teofilin 75-100 mg.
ü
Sedang (hanya mampu berjalan jarak dekat, berbicara dalam kalimat
terputus-putus, denyut nadi 100-120 x/ menit, APE 40-60%) à agonis beta 2 nebulisasi 2,5-5 mg, dapat diulangi
3 kali dalam 1 jam pertama dan dapat dilanjutkan setiap 1-4 jam kemudian.
Alternatif: teofilin IV 5 mg/ kgBB dan steroid IV/ kortison 100-200 mg,
deksametason 5 mg IV, oksigen 4 liter/ menit.
ü
Berat (sesak pada istirahat, bicara dalam kata-kata terputus, denyut nadi
>120 x/ menit, APE < 40%) à agonis beta 2 nebulisasi, dapat diulangi
3 kali dalam 1 jam pertama dan dapat dilanjutkan setiap 1-4 jam kemudian,
teofilin IV, steroid IV, oksigen 4 liter/ menit.
ü
Gawat darurat (kesadaran menurun, kelelahan, sianosis, henti napas) à lanjutkan terapi sebelumnya, pertimbangkan
intubasi dan ventilasi mekanik, pertimbangkan anastesi umum untuk terapi
pernapasan intensif.
Referensi:
Kapita selekta kedokteran edisi 3 jilid 1 FK UI, 2001.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar