Defenisi
Menurut
defenisi, bronkitis akut adalah suatu infeksi radang saluran pernapasan tanpa
keterlibatan parenkim. Umumnya bronkitis akut disebabkan oleh virus, seperti
RSV, koronavirus, rinovirus, influenza atau parainfluenza. Mikroorganisme lain
yang dapat menyebabkan bronkitis kronik ini antara lain Mycobacterium pneumonia dan Clamydia
(Junaidi, 2010; Ringel, 2012).
Patofisiologi
Bronkitis
akut adalah suatu infeksi radang saluran pernapasan tanpa keterlibatan
parenkim. Tidak ada penyakit paru yang mendasari penyakit bronkitis akut ini.
Umumnya bronkitis akut disebabkan oleh virus, seperti RSV, koronavirus,
rinovirus, influenza atau parainfluenza. Mikroorganisme lain yang dapat
menyebabkan bronkitis kronik ini antara lain Mycobacterium pneumonia dan Clamydia.
Mikroorganisme ini mengiritasi mukosa bronkus sehingga dapat menyebabkan
batuk dan produksi sputum yang berlebihan. Penyakit ini berlangsung antara 5-15
hari (Junaidi, 2010; Ringel, 2012).
Klasifikasi
Bronkitis infeksiosa
Disebabkan
oleh infeksi virus dan bakteri. Serangan bronkitis berulang dapat terjadi pada
perokok, penderita penyakit paru-paru, dan saluran pernapasan menahun. Infeksi
berulang dapat terjadi akibat sinusitis kronis, bronkiektasis, alergi, pembesaran
amandel, dan adenoid pada anak-anak (Junaidi, 2010).
Bronkitis iritatif
Bronkitis
ini disebabkan oleh zat atau benda yang bersifat iritatif seperti debu, asap,
polusi udara dan nitrogen dioksida serta tembakau dan rokok lainnya (Junaidi,
2010).
Gejala Klinis
Gejala
yang dapat timbul antara lain (Corwin, 2009; Junaidi, 2010; Ringel, 2012):
- Batuk berdahak
- Sesak paroksismal
- Suara serak
- Sinkop/ muntah
- Sakit kepala
- Gangguan pengelihatan
- Sering menderita infeksi pernapasan (misalnya flu)
Bronkitis
infeksiosa sering kali dimulai dengan gejala seperti flu, yaitu hidung meler,
lelah, menggigil, sakit punggung, sakit otot, demam ringan, dan nyeri
tenggorokan. Awalnya batuk pada bronkitis tidak menggandung dahak, tetapi 1
hingga 2 hari kemudian akan mengeluarkan dahak berwarna putih atau kuning.
Selanjutnya dahak akan bertambah banyak, berwarna kuning atau hijau. Sesak
napas juga dapat terjadi jika saluran udara tersumbat. Sering pula ditemukan
bunyi napas mengi, terutama setelah batuk. Pada bronkitis berat, setelah
sebagian besar gejala lainnya membaik, kadang terjadi demam tinggi selama 3-5
hari dan batuk dapat menetap selama beberapa minggu. Pneumonia pun dapat
terjadi (Junaidi, 2010).
Diagnosis
Diagnosis
biasanya ditegakkan berdasarkan gejala, terutama dari adanya lendir. Pada
pemeriksaan auskultasi akan terdengar bunyi ronki. Pemeriksaan lain yang umum
dilakukan (Junaidi, 2010):
- Tes fungsi paru
- Analisa gas darah arteri
- Foto rontgen dada
Penatalaksanaan
Untuk
mengurangi demam dan rasa nyeri pada tubuh, pada penderita dewasa dapat
diberikan aspirin atau acetaminophen, sedangkan untuk anak-anak sebaiknya hanya
diberikan acetaminophen saja. Penderita disarankan beristirahat dan meminum
banyak air. Antibiotik diberikan pada penderita yang gejalanya menunjukkan
penyebabnya adalah bakteri (dahak berwarna kuning atau hijau dan demam tetap
tinggi) dan penderita yang sebelumnya menderita penyakit paru-paru. Kepada
penderita dewasa dapat diberikan trimetropim-sulfametoksazol, tetrasiklin, atau
amoxicillin. Eritromisi diberikan diberikan jika dicurigai penyebab bakterinya
adalah Mycoplasma pneumonia. Sedangkan
kepada penderita anak-anak sebaiknya diberikan amoxicillin. Namun jika
penyebabnya virus, antibiotic tidak diberikan. Lakukan pemeriksaan biakan dahak
untuk membantu menentukan penggantian antibiotik. Jangan lupa pemberian
ekspektoran untuk mengencerkan sputum (Corwin, 2009; Junaidi, 2010).
DAFTAR PUSTAKA
- Corwin, E. J., 2009. Buku Saku Patofisiologi. EGC: Jakarta.
- Junaidi, I., 2010. Penyakit Paru dan Saluran Napas. PT. Bhuana Ilmu Populer: Jakarta.
- Ringel, E., 2012. Buku Saku Hitam Kedokteran Paru. PT. Indeks: Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar